Kenali Fase Anak Susah Makan, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Photo of author

By admin

Mengurus anak adalah aktivitas yang menyenangkan, terutama bagi ibu yang sudah lama menantikan momongan. Namun perlu diingat bahwa selalu ada tantangan menanti saat merawat balita salah satunya yaitu fase anak susah makan.

Fase ini dianggap badai besar bagi seorang ibu, karena dibutuhkan kekuatan fisik dan mental untuk menghadapinya. Semua energi seolah terkuras saat menghadapi anak yang masuk dalam fase susah makan. Capek, sedih, bingung, marah akan muncul bersamaan saat fase ini.

Hal ini karena seorang ibu sadar, bahwa asupan makanan adalah hal yang paling penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sang buah hati.

Kapan Terjadi Fase Anak Susah Makan?

Dalam usia Balita akan terjadi beberapa kali fase anak susah makan karena satu dan lain hal. Pada umumnya anak susah makan di usia 1 tahun, 2 tahun dan saat memasuki PAUD.

Usia-usia tersebut termasuk kritis, karena terjadi banyak perubahan pada anak.Perlu diingat bahwa banyak faktor yang menjadi penyebab anak tidak mau makan. Orang tua khususnya ibu harus peka dengan apa yang terjadi pada anak, sehingga mampu mengatasi fase ini dengan baik.

Dengan begitu pertumbuhan dan perkembangan anak tidak akan terganggu.

Penyebab dan Cara Mengatasinya Anak Susah Makan

Banyak sekali yang dapat menyebabkan balita jatuh ke dalam fase anak susah makan. Ketika anak susah makan maka akibat paling buruk yang bisa terjadi adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan.

Untuk itu orang tua harus mencari penyebabnya agar dapat mengatasinya dengan tepat:

Sering Ngemil

Memberi makanan camilan pada anak memang tidak dilarang, namun tetap harus diperhatikan jumlah dan waktu pemberiannya. Hal ini karena sering ngemil juga bisa menjadi penyebab anak susah makan.

Jika anak terlalu banyak makan camilan atau ngemil, maka lambung anak akan penuh.Jika lambung penuh, maka pusat lapar di otak akan dimatikan, sehingga anak tidak ingin makan karena sudah merasa kenyang.

Untuk mengatasi keadaan ini, orang tua bisa mengatur jam makan dengan baik agar makanan utama dan cemilan yang masuk bisa seimbang dan saling melengkapi.

Sedang Sakit

Akan banyak gangguan yang terjadi jika anak sedang sakit, terutama nafsu makannya. Hal ini wajar karena kondisi badan anak yang sedang berjuang melawan sakitnya.

Tubuh anak sedang fokus untuk menghadapi kuman penyakit yang menyerang, sehingga akan jatuh dalam fase anak susah makan. Meskipun demikian orangtua tidak boleh menyerah begitu saja dengan keadaan.

Orangtua harus tetap semangat untuk menawari anak makan, menyediakan makanan terbaik atau kesukaan anak. Orangtua juga bisa menyiapkan makanan yang tinggi kalori untuk anak, agar kebutuhan energi anak tetap tercukupi meskipun hanya bisa makan sedikit.

Bosan dengan Makanan yang Disajikan

Tidak hanya terjadi pada orang dewasa, tidak nafsu makan karena bosan juga sering terjadi pada balita. Anak adalah manusia juga yang memiliki rasa bosan terhadap suatu hal, termasuk makanan.

Jika anak sudah bosan, maka bisa mengakibatkan anak tidak mau makan. Cara mengatasi hal tersebut, orang tua khususnya ibu dituntut kreatif untuk mengolah makanan dan menyusun menu yang bervariasi.

Dengan begitu anak tidak akan bosan dengan makanan yang disajikan. Selain itu menu yang variatif juga bisa mencukupi kebutuhan gizi lebih baik karena semakin banyak bahan makanan yang digunakan semakin lengkap zat gizinya.

Sedang Tumbuh Gigi

Tumbuh gigi pada Balita adalah hal yang normal terjadi, tapi kadang kondisi ini akan mengganggu nafsu makan anak. Pertumbungan gigi ke atas akan memecah gusi anak, sehingga rasa nyeri akan dirasakan oleh si anak yang tumbuh gigi.

Rasa nyeri inilah yang membuat nafsu makan akan menurun dan memasuki fase anak susah makan.Orangtua bisa menyiasati hal ini degan menyajikan makanan dengan konsistensi lunak dan bersuhu dingin agar anak nyaman untuk makan.

Anak tidak perlu usaha keras mengunyah makanan dan suhu yang dingin tidak akan menambah rasa nyeri pada gusi anak.

Kesusahan Adaptasi Tekstur

Para ibu pasti paham dengan perubahan tekstur makanan anak saat memberikan MPASI. Perubahan tekstur dari bubur saring, bubur, tim saring, tim, sampai pada nasi atau makanan keluarga.

Perubahan tekstur ini disesuaikan dengan usia anak. Namun ada kalanya anak tidak nyaman dengan adanya perubahan tekstur sehingga mengalami fase anak susah makan. Hal ini karena membutuhkan effort yang lebih keras untuk mengunyah makannya terutama saat diberikan makanan keluarga.

Untuk mengatasi hal ini, orang tua harus sabar untuk mengajari anak menyesuaikan diri dengan perubahan tekstur.

Picky Eater

Apa itu picky eater? Adalah anak yang suka memilih-milih makanan. Anak yang pemilih seperti ini akan mau makan hanya jika menu yang disajikan sesuai dengan kesukaannya. Ini bukanlah kebiasaan yang baik, karena jika terjadi dalam jangka yang panjang akan menyebabkan anak jatuh dalam defisiensi zat gizi tertentu.

Cara mengatasi keadaan ini adalah dengan terus mengajari anak untuk makan berbagai bahan makanan. Jika anak tidak suka dalam bentuk utuh, maka bisa dihaluskan dan diselipkan dalam makanan lainnya, agar anak bisa memakannya.

Trauma Makan

Pernahkah anda memaksa anak makan sampai dia menagis? Jika pernah, segeralah meminta maaf agar anak tidak trauma. Anak bisa mengalami trauma dan menganggap makan itu merupakan kegiatan paksaan jika pernah mengalami hal tidak mengenakkan seperti di atas.

Oleh sebab itu, jangan sekali-kali memaksa anak makan sehingga menyebabkan anak menangis dan trauma. Alih-alih memaksa makan, akan lebih baik jika mengajarkan rasa lapar pada anak sejak dini dengan cara mengatur jam dan durasi makannya.

Dengan begitu anak akan paham rasa lapar dan akan meminta makan sendiri jika merasa lapar.

Fase anak susah makan memang pasti terjadi, akan tetapi orangtua tidak perlu takut untuk menghadapinya. Tetap tenang dan pikirkan apa penyebab dan cara mengatasinya dengan cepat dan tepat agar anak tidak jatuh pada kondisi malnutrisi.

Leave a comment