Mengenal Fase Autonomy dalam Tahap Perkembangan Anak, Simak Faktanya!

Photo of author

By admin

Kita sebagai manusia mengalami berbagai tahap atau fase psikososial dari usia anak-anak hingga dewasa. Salah satu tahap yang dilewati anak-anak yakni fase autonomy.

Fase autonomy merupakan fase kedua yang dilewati anak-anak dari keseluruhan 3 fase perkembangan anak.

Pada fase autonomy anak akan cenderung menirukan berbagai hal yang ia dapatkan selama fase perkembangan yang sebelumnya dilewati. Fase perkembangan sebelumnya yakni fase trust and mistrust. Nah, pada artikel ini kita akan membahas mengenai fase autonomy yang dilalui oleh anak-anak.

Apa Itu Fase Autonomy?

Fase autonomy masuk dalam perkembangan psikososial pada anak, teori perkembangan anak ini diungkapkan oleh Erik Erikson. Erik Erikson merupakan ilmuwan kelahiran Jerman yang menitikberatkan teorinya pada perkembangan sosial anak. Salah satu yang diungkapkan dalam teorinya yakni fase autonomy.

Fase autonomy terjadi selama kanak-kanak (usia anak sekolah dasar) dan berfokus pada pengendalian diri seseorang. Pada fase ini anak akan melakukan berbagai hal atas pilihannya atau memiliki sisi otonom.

Tentu ini merupakan perkembangan yang baik untuk melatih anak untuk berinisiatif. Namun, pada fase autonomy ini Anda selaku orang tua harus mendampingi tumbuh kembang anak.

Harapan dalam fase ini anak-anak dapat menyesuaikan diri dengan orang lain melalui interaksi sosial yang dibangun. Di samping itu anak akan belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baik nilai dan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Benang merah dalam fase autonomy yakni dimana anak-anak akan terlatih untuk melakukan sesuatu berdasarkan kehendaknya sendiri atau sering disebut dengan otonomi. Pada dasarnya otonomi yang dimaksud adalah peraturan sosial (nilai dan norma) yang berlaku di dalam masyarakat.

Itulah mengapa fase sebelumnya sangat penting karena fase sebelumnya akan mempengaruhi perkembangan anak pada fase autonomy.

Karena pada fase sebelumnya anak telah memperoleh tingkat kepercayaan terhadap diri sendiri maupun lingkungannya. Pada fase autonomy proteksi yang diberikan oleh orang tua akan sangat berpengaruh terhadap apa yang dilakukan anak.

Bagaimana Peran Orang Tua dalam Fase Autonomy?

Orang tua harus menemani proses perkembangan anak dan mengarahkannya menjadi individu yang baik di masa depan. Pada fase autonomy, orang tua harus berperan aktif dalam mengajarkan kemandirian seorang anak, melatihnya menjadi individu yang percaya diri dan yakin terhadap pilihannya.

Mengajarkan kemandirian seorang anak dapat berangkat dari hal-hal kecil dalam aktivitas sehari-hari. Apapun kegiatan sehari-sehari yang bisa dilakukan oleh anak maka biarkan mereka untuk melakukannya sehingga terbentuk kemandirian dalam dirinya.

Namun yang perlu digaris bawahi Anda juga harus memperhatikan pekerjaan mana yang sekiranya sesuai dengan umurnya. Jangan sampai niat melatih kemandirian justru membuat anak melakukan aktivitas di luar kemampuan usianya.

Pada umur 5 tahun, anak dinilai sudah bisa mengganti bajunya sendiri. Nah, Anda sebagai orang tua harus mengajarkan untuk melakukannya sendiri. Anda hanya perlu membimbing agar anak dapat melakukan aktivitas tersebut. Termasuk makan dan minum, ajarilah mereka untuk melakukannya sendiri. Ini akan membiasakan seorang anak tumbuh menjadi mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain.

Semakin banyak kegiatan ataupun aktivitas yang diajarkan kepada anak pada fase autonomy akan membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan.

Mengingat anak tidak akan terus dalam genggaman kita. Mereka akan bersosialisasi di tempat umum seperti di sekolah dan masyarakat. Maka dari itu sangat penting sekali untuk mengajarkan kemandirian seorang anak. 

Leave a comment