Penyebab bau mulut Pada anak dan cara mengatasinya

Photo of author

By admin

Penyebab bau mulut pada anak sangat beragam, mulai dari kebiasaan buruk hingga kondisi medis tertentu. Kurangnya kesadaran akan kebersihan mulut, sisa makanan yang terperangkap di sela-sela gigi, hingga infeksi pada gusi atau amandel bisa menjadi pemicunya.

Jika dibiarkan, bau mulut tidak hanya mengganggu lingkungan sekitar, tetapi juga dapat memengaruhi kepercayaan diri anak. Lantas, apa penyebab bau mulut pada anak dan bagaiamana cara mengatasinya?

Penyebab Bau Mulut Pada Anak

Beberapa faktor dapat menyebabkan bau mulut pada anak, di antaranya:

1. Kebersihan Mulut yang Buruk

Kebersihan mulut yang buruk, ditandai dengan jarang menyikat gigi dan tidak menggunakan benang gigi, dapat memicu peradangan gusi dan pembentukan karang gigi.

Kondisi ini menciptakan tempat persembunyian ideal bagi bakteri penyebab bau mulut pada anak. Akibatnya, anak akan mengalami napas tak sedap yang dapat menurunkan kepercayaan dirinya.

2. Infeksi Sinus

Gangguan pada sinus seringkali menyebabkan penumpukan lendir yang kental di saluran pernapasan. Lendir ini menjadi tempat berkembang biaknya bakteri secara efektif. Bakteri-bakteri inilah yang menghasilkan senyawa berbau tidak sedap.

Meskipun anak sudah rajin menyikat gigi dan berkumur, bau mulut akibat infeksi sinus sulit dihilangkan karena sumber bau berasal dari dalam tubuh, bukan hanya dari permukaan gigi.

3. Peradangan Amandel

Penyebab bau mulut pada anak selanjutnya bisa dikarenakan kondisi medis di mana amandel mengalami peradangan atau infeksi atau lebih dikenal dengan Tonsilitis.

Ketika amandel terinfeksi, bakteri akan berkembang biak dengan cepat dan menyebabkan peradangan. Permukaan amandel akan menjadi merah dan bengkak, serta muncul bintik-bintik putih yang merupakan kumpulan nanah.

Bakteri yang bersembunyi di dalam kelenjar amandel dapat menghasilkan senyawa berbau tidak sedap, menyebabkan napas anak menjadi kurang segar. Selain itu, infeksi pada amandel juga dapat menyebabkan kesulitan menelan, demam, dan sakit tenggorokan.

4. Penyakit Sistemik

Selain masalah kebersihan mulut, bau mulut pada anak juga bisa menjadi tanda adanya penyakit serius yang mendasarinya. Kondisi seperti diabetes, gangguan ginjal, penyakit hati, dan kanker mulut dapat menyebabkan perubahan metabolisme tubuh yang berdampak pada bau napas.

Bahkan, anak-anak yang menjalani kemoterapi sebagai bagian dari pengobatan kanker juga berisiko mengalami infeksi jamur di mulut yang menyebabkan bau mulut.

Jika anak Anda mengalami bau mulut yang persisten dan tidak kunjung hilang meskipun sudah menjaga kebersihan mulut, sangat penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

5. Kemasukan Benda Asing

Anak-anak, dengan rasa ingin tahunya yang tinggi, seringkali memasukkan benda-benda kecil seperti mainan atau makanan ke dalam lubang hidung. Benda asing yang terjebak di dalam hidung atau saluran pernapasan dapat memicu infeksi yang serius.

Infeksi ini bisa menyebabkan produksi nanah dan lendir yang berbau busuk, sehingga menimbulkan bau mulut pada anak. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat memburuk dan menyebabkan komplikasi lainnya.

Oleh karena itu, sangat penting untuk segera membawa anak ke dokter jika Anda mencurigai adanya benda asing di dalam hidungnya.

6. Mulut Kering atau Bernapas Lewat Mulut

Kebiasaan mengisap jari menggunakan empeng, atau bahkan mendengkur dapat menyebabkan mulut anak menjadi kering. Saat mulut kering, produksi air liur berkurang.

Padahal, air liur sangat penting untuk menjaga kebersihan mulut dengan cara membilas sisa makanan dan membunuh bakteri penyebab bau mulut. Tanpa perlindungan air liur, bakteri akan mudah berkembang biak dan menyebabkan gigi berlubang serta bau mulut yang tidak sedap.

Selain itu, beberapa obat-obatan tertentu dan kondisi seperti dehidrasi juga dapat memperparah masalah mulut kering.

7. Konsumsi Makanan Tertentu

Meskipun sering dikaitkan dengan kebersihan mulut yang buruk, bau mulut pada anak tidak selalu disebabkan oleh bakteri. Beberapa jenis makanan dan minuman ternyata juga bisa menjadi pemicu.

Bayangkan, ketika kita mengonsumsi bawang merah atau bawang putih, aroma khasnya akan terasa di mulut kita untuk beberapa waktu. Nah, hal serupa juga terjadi di dalam tubuh.

Ketika kita makan makanan berbau menyengat seperti bawang-bawangan, bumbu kuat, atau bahkan makanan tinggi protein seperti daging merah dan keju, tubuh akan mencerna dan menyerap zat-zat yang terkandung di dalamnya.

Sebagian zat ini kemudian akan masuk ke aliran darah dan ikut bersirkulasi ke seluruh tubuh, termasuk paru-paru. Ketika kita bernapas, zat-zat inilah yang ikut terbawa keluar dan menyebabkan bau mulut.

8. Bau Napas Pagi

Masalah bau mulut di pagi hari tidak hanya dialami oleh remaja dan dewasa. Bayi dan balita pun bisa mengalaminya. Ini karena bakteri penyebab bau mulut ada pada semua orang, termasuk anak-anak.

Saat tidur, produksi air liur berkurang, membuat bakteri berkembang biak. Sehingga, saat bangun tidur, mulut anak seringkali terasa tidak segar.

Untungnya, bau ini biasanya hilang setelah anak membersihkan mulut atau ketika produksi air liur meningkat kembali.

9. Masalah gigi

Gigi berlubang dan infeksi bisa menyebabkan bau mulut yang tidak sedap. Sisa-sisa makanan yang terperangkap di lubang gigi menjadi tempat berkembang biak bakteri penyebab bau mulut.

Selain itu, sariawan dan nanah akibat infeksi gigi juga dapat menimbulkan bau yang menyengat.

Cara Mengatasi Bau Mulut Pada Anak

Bau mulut pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan buruk hingga kondisi medis. Cara mengatasi bau mulut pada anak akan berbeda-beda, tergantung penyebabnya.

Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi sumber masalahnya sebelum melakukan penanganan. Berikut ini beberapa cara mengatasi bau mulut pada anak yang bisa Moms coba, di antaranya:

1. Rutin Membersihkan Gigi

Untuk menjaga kesehatan mulut anak, biasakanlah mereka menyikat gigi dua kali sehari dan menggunakan benang gigi secara teratur.

Jangan lupa untuk membersihkan lidah dengan sikat lidah khusus. Dengan menjaga kebersihan mulut yang baik, kita dapat mencegah berbagai masalah gigi dan mulut, seperti gigi berlubang dan bau mulut.

2. Membiasakan Konsumsi Sarapan secara Teratur

Memulai hari dengan sarapan sehat adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mulut anak. Sarapan tidak hanya memberikan energi yang dibutuhkan untuk beraktivitas, tetapi juga merangsang produksi air liur yang membantu membersihkan mulut dari bakteri penyebab bau mulut.

Makanan yang kaya serat seperti buah-buahan dan sayuran dapat membantu membersihkan gigi secara alami. Selain itu, vitamin dan mineral yang terkandung dalam makanan sehat juga berperan penting dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi secara keseluruhan.

3. Mengunyah Permen Karet Tanpa Gula

Kebiasaan mengunyah permen karet tanpa gula dapat membantu menjaga kebersihan mulut anak. Gerakan mengunyah merangsang produksi air liur yang membantu membersihkan sisa makanan dan bakteri di dalam mulut.

Selain itu, xylitol yang terkandung dalam permen karet dapat mengurangi jumlah bakteri penyebab plak dan gigi berlubang.

Namun, penting untuk diingat bahwa permen karet bukanlah pengganti sikat gigi dan benang gigi. Permen karet xylitol sebaiknya diberikan kepada anak usia 7 tahun ke atas dan dalam waktu yang terbatas.

4. Membatasi Asupan Gula dan Tepung

Bakteri penyebab bau mulut sangat menyukai gula dan tepung. Ketika kita mengonsumsi makanan manis atau bertepung, bakteri-bakteri ini akan berkembang biak dengan cepat dan menghasilkan asam yang dapat merusak gigi serta menyebabkan bau mulut yang tidak sedap.

Oleh karena itu, mengganti makanan manis dengan buah-buahan dan sayuran kaya serat adalah pilihan yang lebih sehat untuk menjaga kebersihan mulut anak.

Bau mulut pada anak bisa menjadi masalah yang mengganggu. Dengan menjaga kebersihan mulut yang baik, termasuk menyikat gigi secara teratur dengan pasta gigi Pepsodent yang tepat untuk anak, kita dapat membantu mencegah dan mengatasi masalah ini.

Ingat, kesehatan gigi dan mulut anak adalah investasi untuk masa depannya. Yuk, ajak si kecil untuk rutin periksa gigi ke dokter gigi 6 bulan sekali!

Leave a comment